Dalam kudrat saki-baki
menjelang dinihari
tanpa segan-silu
kugagahi bicara bagi mencarigali
harta yang tertancap
harta yang diselubungi
oleh litupan mata hatiku sendiri
dalam memahami
kedudukan arahnya yang tersembunyi.
dalam memahami
kedudukan arahnya yang tersembunyi.
Silauan dan kaburan
yang menutupi mata hati
menyesak nafasku
menilai laluan tatacara
mencungkil pelbagai khazanah harta.
mencungkil pelbagai khazanah harta.
'Ah, mengapa teman-temanku
bisa berada di landasannya
bisa mengutip intan permata
bisa mengutip emas tempawan seenaknya?
Mengapa tidak aku?'
Cemburuku terhadapmu teman
mengikis tebal maluku
menghadap para ilmuan
bagi penunjuk jalan
untukku mendapat habuan
biarpun tak setimbun
harta yang dikautmu, teman.
harta yang dikautmu, teman.
Setiap ilmuan yang kukenal
kupinta memanduku
bagi penunjuk arah
kupinta memanduku
bagi penunjuk arah
bagi pemberi garis pandu
buat bekalan pemahamanku
dalam menggapai harta
yang banyak berlegar
di ruang mataku selama ini.
Terima kasih para guruku
biarpun dalam kesamaran senja
berkat ketulusan hati budimu
berkat ketulusan hati budimu
menitipkan ilmuanmu
yang amat bermakna
buat penyuluh jalan diriku
buat penyuluh jalan diriku
mengutip puing-puing
intan permata dan emas tempawan
yang dikelabui oleh mata hatiku
melihat dan memahaminya selama ini.
No comments:
Post a Comment